Sunday, December 29, 2019

Mohammad Hatta

Mohammad Hatta

Dr.(HC) Drs. H. Mohammad Hatta yang terlahir dengan nama Mohammad Athar dan populer dengan nama sapaannya Bung Hatta adalah Wakil Presiden Indonesia yang pertama yang juga merupakan tokoh pejuang, negarawan, dan juga seorang ekonom.

Bersama dengan Presiden pertama Soekarno, Mohammad Hatta yang lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, pada tanggal 12 Agustus 1902 dan meninggal di Jakarta, pada tanggal 14 Maret 1980 ini merupakan sosok penting yang berperan dalam kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda pada 17 Agustus 1945.

Mohammad Hatta yang dikenal juga sebagai Bapak Koperasi Indonesia ini juga pernah menjabat sebagai Perdana Menteri dalam Kabinet Hatta I, Hatta II, dan RIS. Oleh karena berselisih dengan Presiden Soekarno, ia mundur dari jabatan wakil presiden pada tahun 1956.

Mohammad Hatta terlahir dari pasangan Muhammad Djamil dan Siti Saleha. Ayahnya merupakan seorang keturunan ulama tarekat di Batuhampar, dekat Payakumbuh, Sumatera Barat. Mohammad Hatta pertama kali mengenyam pendidikan formal di sekolah swasta, namun 6 bulan kemudia ia pindah ke sekolah rakyat dan pada pertengahan semester kelas tiga ia pindah ke ELS di Padang atau kini SMA Negeri 1 Padang hingga tahun 1913, dan kemudian melanjutkan ke MULO sampai dengan tahun 1917.

Selain itu Mohammad Hatta juga banyak belajar ilmu agama dari beberapa ulama besar, seperti Muhammad Jamil Jambek, Abdullah Ahmad, dan beberapa ulama lainnya. Kemudian Mohammad Hatta melanjutkan pelajaran di bidang agama di Al-Azhar, Mesir.

Pergerakan politik Mohammad Hatta dimulai ketika ia bersekolah di Handels Hogeschool, Belanda dari tahun 1921 hingga tahun 1932. Selama bersekolah di Belanda, ia masuk organisasi sosial Indische Vereeniging yang kemudian menjadi organisasi politik dengan adanya pengaruh Ki Hadjar Dewantara, Cipto Mangunkusumo, dan Douwes Dekker.

Pada tahun 1923, Mohammad Hatta menjadi bendahara dan mengasuh majalah Hindia Putera. Mohammad Hatta menjadi pimpinan Perhimpunan Indonesia pada tahun 1926, dan pada tahun 1927, ia mengikuti sidang "Liga Menentang Imperialisme, Penindasan Kolonial dan untuk Kemerdekaan Nasional" di Frankfurt.

Pada 25 September 1927, Hatta bersama Ali Sastroamidjojo, Nazir Datuk Pamuntjak, dan Madjid Djojohadiningrat di tuduh mengikuti partai terlarang yang kemudian tangkap oleh penguasa Belanda pada saat itu.

Setelah berbagai rintangan dalam perjalanannya di lalui, pada tanggal 22 Juni 1945 atau saat-saat mendekati Proklamasi, terbentuklah Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang diketuai oleh Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta masuk dalam salah satu anggota dari 9 anggota BPUPKI.

Pada 9 Agustus 1945, bersama Bung Karno dan Radjiman Wedyodiningrat, Mohammad Hatta diundang ke Dalat (Vietnam) untuk dilantik sebagai Ketua dan Wakil Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pelantikan dilakukan secara langsung oleh Panglima Asia Tenggara Jenderal Terauchi.

Puncaknya pada 16 Agustus 1945, terjadilah Peristiwa Rengasdengklok hari dimana Bung Karno bersama Bung Hatta diculik kemudian dibawa ke sebuah rumah milik salah seorang pimpinan PETA, Djiaw Kie Siong, di sebuah kota kecil Rengasdengklok (dekat Karawang, Jawa Barat). Penculikan yang dilakukan oleh kalangan pemuda ini dalam rangka mempercepat tanggal proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Dan setelah menggelar rapat pada malam hari dalam upaya persiapan proklamasi Kemerdekaan Indonesia di kediaman Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol 1 Jakarta, Mohammad Hatta dan Soekarno melaksanakan proklamasi kemerdekaan tanpa kaitan lagi dengan pihak Jepang.

Disqus Comments