Teuku Umar adalah salah satu Pahlawan Nasional yang lahir di Meulaboh pada tahun 1854 dan wafat di Meulaboh pada tanggal 11 Februari 1899. Pahlawan yang berasal dari Aceh ini dikenal akan strategi perang gerilyanya termasuk berjuang dengan cara berpura-pura menjalin kerjasama dengan Belanda dan ketika senjata dan uang telah terkumpul banyak Teuku Umar menyerang balik Belanda.
Ketika perang Aceh meletus pada 1873, Teuku Umar yang juga keturunan dari Datuk Makhudum Sati berasal dari Minangkabau ini ikut berjuang bersama dengan pejuang-pejuang Aceh lainnya, ketika itu Teuku Umar masih berumur 19 tahun. Berawal berjuang di kampungnya sendiri, kemudian dilanjutkan ke Aceh Barat. Pada usia tersebut, Teuku Umar sudah diangkat sebagai keuchik gampong atau setingkat kepala desa di daerah Daya Meulaboh.
Setelah serangkaian strategi dan perjuangan Teuku Umar dalam usaha mengusir penjajahan Belanda sejak usia muda. Pada tanggal 11 Februari 1899, suami dari Pahlawan Nasional lainnya yaitu Cut Nyak Dhien ini tewas dalam sebuah pertempuran dan jenazahnya dimakamkan di Mesjid Kampung Mugo di Hulu Sungai Meulaboh.
Pasangan / Istri:
- Cut Nyak Sofiah
- Cut Meuligou/Nyak Malighai
- Cut Nyak Dhien
Anak dari Cut Meuligou:
- Teuku Sapeh
- Teuku Raja Sulaiman
- Cut Mariyam
- Cut Sjak
- Cut Teungoh
- Teuku Bidin
Anak dari Cut Nyak Dhien:
- Cut Gambang