Friday, October 4, 2019

Soepomo

Soepomo

Soepomo lahir pada 22 Januari 1903 di Sukahardjo Solo, putera raden Tumenggung Winjipoero. Sebagai putera bangsawan, Soepomo bersekolah di Europeesche Lagere School (ELS) yang ditamatkannya pada tahun 1917. Kemudian soepomo melanjutkan pendidikannya dengan memasuki MULO di Solo. Pada tahun 1920 soepomo melanjutkan pendidikannya dengan masuk ke sekolah Hukum, di Jakarta dan pada tahun 1923 Soepomo dapat menyelesaikannya dengan hasil yang sangat memuaskan. Pada 16 mei 1923 Soepomo diangkat menjadi pegawai negeri diperbantukan pada pengadilan negeri sragen.

Kota Sragen bukanlah kota asing baginya. Karena kakeknya menjadi bupati nayoko di kapupatian Sragen dan Soepomo pada waktu kecil sering menengok kakeknya. Setahun kemudian 1924 Soepomo berangkat ke Negeri Belanda untuk melanjutkan sekolahnya di Universitit Leiden yang diselesaikan pada tahun 1927 dengan predikat summa cumlaude. Ia meneruskan studinya itu hingga berhasil meraih gelar doctor dengan disertasinya yang berjudul “De Reorganisatie Van het Agrarisch Stelsel In Het Gewest Soerakarta” dengan meraih hadiah “Gadjah Mada” yaitu hadiah tertinggi dalam bidang ilmunya pada saat itu.

Setelah menyelesaikan studinya di Universiteit Leiden. Soepomo kembali ke indonesia. Ia mendapat kepercayaan dari pemerintah hindia belanda untuk memimpin pengadilan negeri di jakarta. Di samping itu soepomo mengabadikan dirinya dalam bidang pendidikan dengan menjadi dosen bahkan guru besar di universitas. Walaupun berbagai kesibukan dihadapinya, namun jiwa seninya tetap erlihat dengan mendalami seni tari dan karawitan jawa.

Hal ini telah dipelajarinya sejak kecil melalui pangeran soemodiningrat dalam kridowacana, bahkan pada tahun 1926 soepomo bersama Wirjono Prodjodikoro di Paris ikut mempertunjukkan kebolehannya sebagai penari keraton. di bidang pendidikan Soepomo terkenal sangat tekut dan produktif. Karya ilmiah dengan pemikiran rasional membanjiri perpustakaan universitas. Pemikirannya tidak pernah dicampuradukkan dengan masalah ideologi politik. Sebagai seorang ilmuwan soepomo tetap bersifat objektif, karena itu ia disegani oleh teman-temannya. Pada tahun 1938 soepomo dilantik dan dikukuhkan sebagai guru besar luar biasa dalam Hukum Adat pada Sekolah Hukum Tinggi di Jakarta.
Disqus Comments